Breaking News

.

.

Tutorial

.

Article

Monday 4 April 2016

HEART HAS BEEN HACKED #1

FIRST

“Down.... down..... down..... downn...... dooowwnnnn......”

      Suara gelora semangat atau tepatnya suara berisik di ruang kamar bersorak menunggu down-nya sebuah situs web yang sedang kami serang. Ini adalah dunia kami, dunia dimana tidak ada batasan untuk di jelajahi, dunia dimana tidak ada jenjang pendidikan khusus untuk menjadi ahli, dunia dimana tidak perlu gelar prajurit untuk bergabung dalam medan perang, kami bukan teroris, kami juga bukan kriminal, kami adalah hacker.

        Namaku Raka, aku tidak tau harus jawab apa jika disuguhi pertanyaan “ asalnya darimana? ”, bapak dan ibu ku berasal dari Pati Jawa tengah, aku lahir di Sumatra barat, menghabiskan masa kanak-kanak dan tumbuh di pulau borneo.  Datang jauh dari kalimantan barat ke semarang dengan tujuan mendapatkan gelar sarjana teknik, sarjana teknik kimia di universitas swasta di semarang. Bisa dibilang aku anak kimia, aku rajin, pintar, optimis, kreatif, tapi itu hanya dilihat dari sudut pandang kaca mataku sendiri. Aku tidak seperti anak sains kebanyakan yang mendapat stempel pendiam, kutu buku, dll. Pencak silat adalah olah ragaku, komputer, softwere, code code, LAN adalah mainanku sehari-hari.

     Aku mulai tertarik dengan dunia internet sejak duduk dibangku SMA, berangkat dari rasa penasaran untuk mengetahui perbedaan antara windows dan linux serta dari keseharianku yang tidak pernah lepas dari komputer. Dari situ aku menggali pengetahuan sebanyak mungkin hingga akhirnya aku menjumpai istilah hacker. Aku semakin haus, saat itu dalam fikirku mendapat julukan hacker adalah sesuatu yang istimewa, sessuatu yang keren. aku mulai belajar bahasa pemrograman dari berbagai literatur secara otodidak dan sampailah aku menyadari aktifitas hacking bukanlah sebuah mainan melainkan sebuah seni, sebuah pengetahuan lebih, sebuah senjata yang sangat ampuh.

       Di semarang aku mengontrak rumah dengan 5 kamar bersama para penggila komputer lainnya. Nur fathul ulum, manusia berambut kriting mahasiswa fakultas Ekonomi asal kota brebes yang sama sekali tidak paham ilmu ekonomi, game online adalah pengantar tidur hingga terdengar adzan subuh baginya. Imam khoirudin, calon guru agama islam, anak juragan kelapa sawit di kalimantan tengah, orang yang alim dan rajin membajak akun media sosial siapa saja yang dia kehendaki, satu-satu nya orang tajir dirumah ini . Dan yang terakhir yusuf perantau dari palembang, dan aku pikir hanya orang ini yang bisa disebut mahasiswa, playboy jurusan teknik mesin, penebar pesona, penyebar virus. Rumah yang kami kontrak sangat sederhana dan jauh dari kesan mewah karena sadar isi dompet tapi otak kami berfikir bagaimana memfasilitasi agar nyaman untuk ditinggali.

     Jaringan internet adalah nyawa kami, antena pemancar Tv dan beberapa perangkat elektronik yang kami modifikasi untuk menembak sinyal wifi membuat kami serasa diberi fasilitas VIP.  Kami bukan anak IT apalagi seorang pakar, tidak ada riwayat pendidikan yang berbau komputer, mengusai hardwere dan softwere secara otodidak adalah anugrah yang kami rasakan, tapi sebagian teman kampus menganggap itu masalah bagi mereka.

      Suasana malam kota semarang yang cerah bertabur bintang merayu mengajak ku untuk melihat keramaian di pusat kota semarang, dua motor matic empat sekawan berjalan menyusuri kota semarang. Hingga akhirnya diparkirlah motor-motor matic ini di jalan pahlawan simpang lima.

     “ mas kopi item empat”

      tidak pake lama imam memesankan minuman untuk kami menikmati malam. Malam ini kami tidak salah memilih waktu untuk keluar, selain malam yang cerah, ramainya komunitas di sepanjang jalan, dan hilir mudik SPG-SPG cantik yang semakin menghiasi cerahnya malam. Bergurau dan saling mengejek sudah menjadi kebiasaan kami. Beberapa kali pengamen dan asongan datang kepada kami,

      “eh itu mbak SPG nya cantik” kata ulum sambil memperhatikan SPG tersebut,

     “ ah nanti juga kesini” sahut yusuf.

Tapi rupanya SPG cantik tersebut hanya lewat tanpa menawarkan rokok yang dibawanya, karena merasa kesal dicuekin lalu aku panggil mbak SPG itu

     “ mbak mbak....” SPG itu pun menoleh

     “ iya mas” tanya mbak SPG tersebut datang menghampiri

     “ rokok nya masih mbak?”

     “masih mas, mau beli berapa?”

     “ ah enggak Cuma nanya, kok awet ya..”

Tawa pun keluar tebahak-bahak.... orang orang yang duduk dekat kami juga ikut menyumbangkan tawa, mbak SPG itupun lalu pergi dengan wajah terlipat
                                                          ******

Tok....  tok....  tok......

     “rakaaaaa.......... bangunnnnnn..... berangkat kuliah gak?” terdengar sangat berisik suara yang membangunkanku dipagi hari, dengan malas aku membuka pintu kamar

     “ hmmmmmmfffttt..... apa lum?’’

     “ mau kuliah gak?”

     “ aku kuliah siang, assalamualaikum,” jawabku kesal

     Sang pengganggu tidur pagi yang baru saja aku singkirkan, nur fathul ulum, manusia berambut keriting itu sebenarnya tau aku kuliah siang tapi sengaja membangunkanku pukul 06.30. Kenikmatan tidur pagiku sudah rusak, tapi rasanya mata ini masih sangaaattt berat. Ku nyalakan komputerku dengan suasana hati dongkol, cek email, cek pemberitahuan di facebook, twitter dan akun-akun yang lain, semua kosong. Aktifitasku selanjutnya berusaha melanjutkan tidurku yang terganggu.

     Hari ini ku jalani hari seperti biasa, mendengar dosen menutup perkuliahan seperti mendengar sajak yang indah di hari itu, akhirnya pulang juga. yaa..... seperti yang ku bilang, ku jalani hari seperti biasa, dengan mengendarai motor matic menuju rumah tempat ku bersarang dan tidak lupa ada sebungkus es teh yang ku tenteng..

     “ wahhh es  niihhh ” terdengar rayuan imam menyambut ku.

     “ nah.. nahh... minum nih ” jawabku menyodorkan es teh

     “ hehhhh tumben kawan satu ni ke kampus, dapet undangan resmi kah? ”

     “ undangan sih undangan, es nya jangan di habisin, hehhhh! ”

     “ sorry kawan... hauusss, hmmm enak nya ya Allah es teh ini,”.

Dengan kesal ku ambil es tersebut dan ku beri bonus jitakan di kepalanya.

     “ pada kemana mam kok sepi? ”

     “ pacaran di dalem ”

     “ si ulum sama yusuf bawa pacar? Emang punya? ”

     “ ya mereka berdua itu yang pacaran”

     “ gundulmu”.

     “ kawan, aku dapet undangan seminar pers di jogja, mau ikut gak? Si yusuf juga ikut besok ”

     “  kapan? Emangnya boleh aku ikut? ”

     “ ayo aja lah... besok jam sebelas acaranya, pagi kita berangkat dari sini, aku ngewakilin pers kampus.”

     “ asal free and dikasih makan sih oke mam ”

     “ hehhhhhh gampang ja ”

     Ke esokan harinya selepas sholat subuh ingin sekali aku melanjutkan tidur seperti biasanya, sebenarnya aku malas untuk ikut pergi ke jogja menghadiri acara seminar tersebut, karena seperti biasa, hanya duduk mendengar orang bicara bla bla bla, dikasih makan, dan pulang. Dan aku juga yakin imam juga malas kalau bukan karena kewajiban dari kampus untuk aktif berorganisasi bagi jurusan pendidikan. Dan untuk yusuf kenapa dia mau karena mahisiswi-mahasiswi yang cantiklah tujuannya. Untuk menguatkan niatku ikut ke jogja aku coba browsing di internet untuk mencari tau seperti apa acaranya nanti, dan setelah muter-muter cari di google dapat juga informasinya. “ Dilema wartawan di medan perang, antara kepatuhan dan kebenaran. Itu adalah tema pada seminar nanti dengan pembicara Shamila teta, wartawan yang pernah meliput saat perang irak. Aku sedikit tertarik karena pembicaranya dari luar negeri.

     “ ka.. raka.. hampir jam enam, mandi cepat travel nya sudah mau datang ”. Kata imam yang mengingatkanku dari luar pintu kamar.

     “ Ya mam... “ jawabku pada imam

     Selapas mandi sambil menunggu travel datang aku bersantai duduk di ruang tamu, dan rupanya ada secangkir kopi yang sudah menungguku, tak perduli punya siapa anggap saja milik umum.

     “ woooooooo enak ya??? Boleh minta?” kata yusuf yang tiba-tiba datang,

     “ hehehe, punya mu toh suf? Kurang manis dikit ” jawabku tersenyum

     “ kurang manis mbahmu ”. kata yusuf bernada kesal, aku pun hanya tertawa seperti tidak punya dosa.

     “ apa apa kok ribut? ” kata imam yang datang memotong pembicaraan.

     “ gak.. ulum gak diajak sekalian? Kasihan hari minggu ditinggal sendirian ”

    “ orang nya subuh tadi baru tidur, biasa pacaran sama game online semaleman. Tuh travelnya datang ”.

     Pagi dengan mentari yang hangat mengiringi perjalanan semarang-yogjakarta. Satu hal yang sangat kubenci saat perjalanan jauh, yaitu jalan yang macet. Mungkin itu sedikit mengganggu cuaca pagi. ku lihat imam dan yusuf sibuk dengan gadget di tangan masing-masing, dan aku memilih tidur dengan earphone di telinga. Kulalui perjalanan ini dengan tidur walaupun bukan tidur pulas, tapi dengan begitu membantu mengurangi kebosanan karena jalan yang macet.

     Sesampainya di Jogja kami langsung menuju ruang seminar, kami memilih duduk di barisan tengah karena itu tempat yang efektif untuk jail dan tidur. Seperti yang sudah ku duga bosan datang melanda, bla bla bla satu persatu orang bicara bergantian dan tidak ku perdulikan, yusuf sibuk chating di jejaring sosial, imam terlihat sok sibuk memperhatikan acara seminar tersebut. Dan akhirnya sampai juga pada acara puncak. Memang benar shamila teta berasal dari luar negeri tepatnya dari australia, tapi aku heran orang australia berhijab dan berwajah arab, wanita cantik berhidung mancung dan beralis tebal itu membuatku semangat untuk memperhatikan seminarnya. Sebuah pergolakan dalam hati yang terus menjerit mengenai pilu hati antara memilih penyajian keadaan nyata di daerah konflik dan kepatuhan terhadap tugas terus ia tuangkan dalam suasana seminar tersebut. Jujur aku seperti tertarik dengan wanita ini, dalam fikirku minimal aku bisa berkenalan atau bisa mendapatkan alamat email nya. Aku pun mencari cara bagaimana agar dapat mengetahui lebih tentang dia dan aku ingat kalau yusuf membawa laptop,

     “ ssttt, suf ” aku berbisik memanggil yusuf

Yusuf menoleh mendengar ku berbisik,

     “ buka laptopmu, coba liat apa isi laptopnya ” kataku dengan berbisik.

     yusuf tersenyum meledek dan tanpa banyak tanya dia langsung beraksi. Jika hanya melihat apa isi laptop pembicara cantik itu bukan hal yang sukar dilakukan  karena laptopnya pasti terkoneksi lewat wifi dari gedung ini. Dan tiba tiba “ apa??? Apa yang terjadi dengan laptop ku, kenapa tiba-tiba mati ”, aku kaget kenapa teta terkejut?, saat aku lihat layar proyektor ternyata sudah tidak tidak ada koneksi dari laptop teta yang artinya memang laptopnya mati, terlihat operator laptop teta bingung dan berusaha menghidupkannya lagi, aku tau ini pasti ulah yusuf..

     “ hadehhhh laptopnya diliat bukan dimatikan, pinterrr...” kataku kesal kepada yusuf dan langsung ku ambil alih laptop yusuf.

     Setelah laptop pembicara cantik bernama teta itu terhubung dengan internet kembali mulailah aku menjelajah isi laptopnya,  ku lihat album-album foto dan memang ku akui sangat cantik wanita ini sampai-sampai  tersihir hingga lupa tujuan awal ku. Diam-diam aku add akun facebook ku menggunakan akun miliknya lalu aku sudahi aksiku. Sisa acara seminar ku habiskan dengan serius memperhatikan, memperhatikan wajah khas yang teta miliki tepatnya.

     Rasa penasaran terus menusuk-nusuk diotakku, senyum ku sendiri menjadikan ku gila jika mengikuti ingin hati, dan aku masih bertekat untuk bisa mengenalnya lebih jauh, tapi bagaimana caranya?

     Apa bisa?

     Apa mungkin?

     Apa bisa dan apa mungkin aku menjelajahi hatinya semudah aku menjelajahi laptopnya?

 

     ## to be continued...

No comments:

Post a Comment

Thanks